ya ampun aku bingung mau ngepost apa. tadinya aku mau posting tentang aku n temenku waktu klas x, tapi ga jadi deh hehe. oya gambar gambar ini kudapat dari temenku, pertama liat lucu lucu bgt trus aku minta deh sama temenku. hehe. semoga pada suka yaaa :)
Jumat, 21 September 2012
Rabu, 19 September 2012
Senin, 17 September 2012
Mencari Ridho Allah
MENCARI RIDHO ALLOH
1.
Topik
: Perjalanan seorang Hafidzah
2.
Tujuan
: Memperoleh informasi tentang perjalanan hidup seorang wanita muda
yang menghafal Al-Qur’an
3.
Narasumber
: Rohmatul
Ummah
4.
Pelaksanaan
:
a.
Hari : Selasa,
17 Januari 2012
b.
Waktu
: 21.00
WIB
c.
Tempat
: Pondok
Pesantren Nurul Abror, Kranggan
5.
Daftar
pertanyaan:
1)
Mengapa
Anda memilih untuk menghafal Al-Qur’an?
2)
Kapan
Anda mulai menghafal?
3)
Persiapan
apa yang Anda lakukan sebelum menghafal?
4)
Di
mana Anda menghafal Al-Qur’an?
5)
Berapa
lama Anda menghafal?
6)
Kesulitan
apa yang Anda alami saat menghafal?
7)
Bagaimana
Anda mengatasi kesulitan tersebut?
8)
Bagaimana
suka duka Anda saat menghafal?
9)
Apa
yang menjadi motivasi Anda?
10) Apa yang Anda rasakan saat menghafal?
11) Apakah Anda pernah menjumpai keanehan/ keajaiban
saat mengafal?
12) Menurut pandangan Anda adakah perbedaan
antara orang yang menghafal dengan orang yang tidak menghafal Al-Qur’an?
13) Apakah Anda masih ingin melanjutkan
prestasi yang dulu pernah Anda raih ketika masih di SMP?
14) Mengapa Anda tidak ingin melanjutkannya?
15) Apa yang Anda rasakan ketika selesai
menghafal?
16) Apa yang Anda dapatkan ketika selesai?
17) Selain menjadi Hafidzah, masihkah Anda
punya cita-cita lain?
18) Tips-tips apa yang bisa Anda bagikan untuk
para penghafal Al-Qur’an lainnya?
19) Untuk sekarang aktifitas apa yang Anda
lakukan?
v
Profil
Tokoh
Rohmahtul Ummah itulah
namanya dan Rohmah adalah nama panggilannya. Dia dilahirkan di Kebumen 12
Februari 1990. Dia tumbuh menjadi wanita yang cerdas. Tumbuh diantara
orang-orang ahli agama. Dia adalah seorang anak dari pasangan suami isteri yang
hafal Al-Qur’an. Dia mempunyai hobbi membaca. Sejak kecil kecerdasannya sudah
terlihat. Mba Rohmah mencari ilmu dibangku sekolah hanya sampai di tingkat SMP.
Hal tersebut dikarenakan dia inging mewujudkan cita-citanya untuk menghafal
Al-Qur’an. Di SMP dia pernah mengikuti OSN Biologi hingga tingkat Provinsi.
Saat UN Mba Rohmah juga ikut sepuluh besar di sekolahnya. Dulu dia bersekolah
di SMP N 3 Kebumen.
MENCARI RIDHO ALLOH
Sejak kecil impian Mba
Rohmah adalah menjadi seperti kedua orangtuanya. Berjalan di jalan Alloh, yaitu
dengan menghafalkan ayat-ayat Al-Qur’an. Dia mengatakan bahwa hal tersebut
bukan suatu pilihan karena hal itu merupakan cita-cita, cita-cita merupakan
sesuatu yang harus dicapai dan merupakan suatu keharusan.
Rohmahtul Ummah mulai
menghafalkan sejak lulus dari bangku SMP. Dia inging mengejar cita-citanya,
yaitu menjadi seorang Hafidzah. Sewaktu di bangku SMP, Mba Rohmah mondok di
pondok pesantren Jetis.
Sebelum melakukan
hafalannya, dia mempersiapkan untuk hafalannya dengan sering membaca Al-Qur’an
untuk memudahkannya. Mba Rohmah menghafalkan Al-Qur’an dengan dibimbing oleh
kedua orang tuanya. Dai menghafal di rumahnya sendiri yaitu di Pondok Pesantren
Nurul Abror, Kranggan. Dia menghafal Al-Qur’an hanya membutuhkan waktu selama 3
tahun saja. Padahal orang yang pernah menghafal di situ membutuhkan waktu
selama 7 tahun. Mba Rohmah memang orang yang cerdas.
Saat menghafal Mba
Rohmah juga pernah mengalami kesulitan. Kesulitan tersebut yaitu bosan dan
jenuh. Cobaanpun terus-menerus datang. Berbagai rintangan dan penghalang
meghampirinya. Untuk mengatasi hal-hal tersebut Mba Rohmah harus selalu ingat
akan tujuannya yaitu mencari ridho Alloh dan juga ingin membahagiakan kedua
orang tuanya. Mba Rohmah mengatakan bahwa ada ayat yang mengatakan bahwa siapa
yang menghafal Al-Qur’an, maka di akhirat nanti dia dan kedua orang tuannya
akan diberi kemulyaan, kapan si kita akan membahagiakan orang tua? Jasa orang
tua tidak dapat terbalaskan oleh apapun. Karena hal itu, dia sangat ingin
membahagiakan kedua orang tuanya. Hal tersebut juga yang menjadi motivasi
terbesar seorang Mba Rohmah, motivasinya yaitu, mencari Ridho Alloh,
membahagiakan orang tua dan merupakan suatu cita.
Saat menghafal
halangannya yang paling utama yaitu kebosanan dan kejenuhan. Tetapi, dia
meraskan kebahagiaan ketika menghafal yaitu ilmunya semakin bertambah dan lebih
mendekatkan dirinya kepada Alloh SWT.
Ketika kecil Ayahnya
sangat berharap anak sulungnya tersebut mengikuti langkah kedua orang tuanya
yaitu menghafal Al-Qur’an. Sewaktu kecil, saat Mba Rohmah ikut Ayahnya mengajar
mengaji para muridnya, tanpa diduga-duga Mba Rohmah mengucapkan lafadz yang
telah dibacakan oleh murid Ayahnya. Ketika itu Mba Rohmah baru berusia 3 tahun.
Mendengar hal itu Ayahnya pun kagum dan Ayahnya sudah punya bayangan dengan
anak sulungnya tersebut.
Mba Rohmah mengatakan bahwa orang yang
menghafal Al-Qur’an punya tanggungjawab yang lebih daripada orang yang tidak
menghafal Al-Qur’an. Karena orang yang menghafal harus menjaga ayat-ayat yang
sudah dihafalkannya. Jika orang itu lupa akan hafalannya diharuskan untuk
mempelajarinya kembali.
Saat masih di SMP,
kecerdasan Mba Rohmah juga terlihat, dia mengikuti OSN Biologi hingga tingkat
Provinsi dan ketika UN dia juga ikut 10 besar. Namun, Mba Rohmah tidak ingin
melanjutkan prestasinya tersebut. Dia lebih ingin belajar lebih dalam dibidang
agama. Dia ingin mengaji tafsir dan kitab-kitab yang belum pernah
dipelajarinya, namun yang sangat ingin dia capai untuk sekarang ini adalah
mengaji tafsir Al-Qur’an.
Setelah selsai
menghafal AlQur’an, Mba Rohmah sangat merasakan akan tanggungjawabnya untuk
menjaga ayat-ayat suci tersebut. Walaupun telah selesai menghafalkan, Mba
Rohmah harus tetap membaca Al-Qur’an, agar dia tidak lupa akan ayat-ayat suci
Alloh. Setelah selesai, dia juga merasakan dengan bertambahnya ilmu pada
dirinya.
Selain menjadi
Hafidzah, Mba Rohmah masih memiliki cita-cita lain, yaitu dia ingin menjadi
istri yang solekhah dan dia juga ingin dapat membagikan ilmu yang dia punya
kepada orang lain.
Mba rohmah juga
memberikan beberapa tips-tips untuk para penghafal Al-Qur’an lainnya, yaitu:
1.
Harus
punya tujuan yang kuat;
2.
Harus
bisa membagi/ mengatur waktu dan ikhlas hati;
3.
Harus
bisa mengatasi kebosanan;
4.
Sabar;
5.
Tekun;
6.
Harus
bisa mengatur pikiran;
7.
Istiqomah.
Merintis
latihan untuk memanfaatkan ilmunya adalah aktifitasnya kini. Dia juga belajar
bermasyarakat. Dia mengadakan acara yasinan remaja. Acara tersebut biasa
dilaksanakan setiap malam Minggu. Remaja-remaja yang mengikutinyapun cukup
banyak. Selain itu, Mba Rohmah juga mengajar mengaji dua anak laki-laki di
rumah anak tersebut. Dia pergi untuk mengajar setelah setelah ashar dan magrib.
Itulah aktifitasnya sekarang. Dia mencoba memanfaatkan ilmu yang dia punya
kepada orang lain.
Sabtu, 15 September 2012
Kamis, 13 September 2012
Sakit itu nikmat
Tugas Bahasa Indonesia (khotbah)
1.
Sumber
Acara : Jalan Hikmah
Durasi : 7 menit
TV : Indosiar
Waktu : 17.15 WIB
Tanggal : 27 Juli 2012
Penceramah: Ustad Soleh
Mahmud
Tempat : Pasar Senin Ancol
Tema : Sakit itu nikmat
2.
Pokok-pokok
a.
Hikmah
b.
Dosa-dosa
diampuni
c.
Penyambung
hubungan
3.
Pengembangan
Sakit itu
rasanya tidak enak. Uang yang banyak dan harta yang berlimpah sudah tidak
berarti lagi. Makanan yang lezat sudah tidak ada nikmat-nikmatnya lagi. Itulah
sakit. Karena sakit tersebut, Allah dan Nabi-Nya memberi hiburan kepada orang
yang sakit.
·
Allah memberi
hikmah kepada orang yang sakit. Mereka disadarkan bahwa mereka hanyalah manusia
biasa yang tidak punya daya, tidak punya upaya, dan tidak punya kekuatan.
Hanya
Allah yang memberi daya, upaya, dan kekuatan. Karena sakit tersebut, lahirlah
rasa tawakal dan lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT.
“Ya
Allah, sakit itu tidak enak, sembuhkan aku Ya Allah, sembuhkanlah aku Ya
Allah.” Sungguh orang yang sakit itu sangat dekat dengan Allah , kecuali
orang-orang yang tidak tau nikmatnya sakit.
·
Allah menjanjikan
kepada orang-orang yang sedang sakit bahwa mereka yang sakit akan diampuni
dosa-dosanya selama ia sakit.
”Setiap musibah yang menimpa mukmin, baik
berupa wabah, rasa lelah, penyakit, rasa sedih, sampai kekalutan hati, pasti
Allah menjadikannya pengampun dosa-dosanya.” (HR. Bukhari-Muslim)
”Tidaklah seorang Muslim ditimpa gangguan berupa penyakit dan lain-linnya, melainkan Allah menggugurkan kesalahan-kesalahannya sebagaimana pohon yang menggugurkan daunnya.” (Bukhari-Muslim). Sungguh nikmat yang luar biasa.
”Tidaklah seorang Muslim ditimpa gangguan berupa penyakit dan lain-linnya, melainkan Allah menggugurkan kesalahan-kesalahannya sebagaimana pohon yang menggugurkan daunnya.” (Bukhari-Muslim). Sungguh nikmat yang luar biasa.
·
Orang yang
sakit adalah penyambung hubungan orang lain dengan Allah SWT. Ketika seseorang
sakit, Allah hadir di rumahnya. Orang-orang yang berhati baik akan pergi menjenguk orang yang
sakit tersebut. Di sanalah mereka akan bertemu dengan Allah. Namun, ada pula
orang-orang yang yang tidak mau menjenguk saudaranya yang sedang sakit. Sungguh
mereka itu adalah orang-orang yang tidak mau menemui Allah SWT.
Orang yang meninggal dunia karena sakit perut, sama saja dengan
mereka mati sahid, begitulah kata nabi. Sungguh nikmat yang luar biasa. Hal
tersebut bukan berarti mengajarkan kita untuk sakit perut ataupun sakit-sakit
yang lain, tetapi Allah dan Nabi-Nya sedang mermberikan hiburan kepada
orang-orang yang sakit.
Jadi, kesimpulanya adalah janganlah putus asa di balik sakit,
karena ada hikamah di balik itu semua.
4.
Rangkuman
Ustad Soleh Mahmud menyampaikan ceramah dengan tema sakit itu
nikmat. Allah dan Nabi-Nya memberikan hiburan kepada orang-orang yang sedang
sakit. Mereka diberi hikmah. Hikmah tersebut adalah lahir rasa tawakal kepada
Allah SWT. Selain itu, Allah juga mengampuni dosa-dosa orang yang sakit. Orang
yang sakit dijadikan alat oleh Allah sebagai penyambung hubungan Allah dengan
orang lain.
Mega Puspitasari 18 XI IPA 5
B. Indonesia
Singapura tak ada lagi sampah
Sebenarnya
antara Surabaya dan Singapura memiliki jargon yang sama dalam mengelola
lingkungan dan sampah, yakni “Clean and Green!”. Bedanya, Singapura
dalam usahanya mengelola sampah sudah secara professional. Gunanya
mengejar sebuah kondisi kawasan yang bersih sekaligus hijau. Bagi negara
yang luas wilayahnya 710 km atau dua kali lima Surabaya itu, kelangkaan
lahan terutama untuk Tempat Pembuangan Akhir (TPA) adalah hambatan yang
paling besar. Berangkat dari keterbatasan lahan itulah, Singapura pun kemudian memutuskan untuk menggunakan teknologi insenerator karena sangat efektif mereduksi 90 persen limbah padat, dan umur TPA bisa 5 kali lebih lama daripada umur sebenarnya. Selain itu, energi panas yang dihasilkan insenerator dikirimkan ke pembangkit listrik, sehingga bisa dikatakan instalasi itu merupakan pembangkit listrik tenaga sampah. Lalu logam-logam yang berasal dari limbah padat yang diproses di insenerator juga dimanfaatkan sebagai bahan baku industri daur ulang. Selanjutnya, residu abu dari insenerator, bersama dengan limbah padat yang tidak bisa dibakar dan didaur ulang, dibuang ke TPA Semakau yaitu semacam kawasan pengurukan di antara dua pulau kecil yaitu Pulau Semakau dan Pulau Sekang. Berbeda dengan yang ada di Indonesia, pengelolaan sampah Singapura ditangani langsung oleh Departemen Lingkungan Hidup (ENV), yang tugasnya mempersembahkan bagi penduduk Singapura lingkungan hidup yang bersih dengan standar kesehatan yang tinggi dan terlindung dari segala penyakit menular. Sebagai gambaran, selama tiga dekade terakhir, produksi sampah padat di Singapura meningkat 100 persen tiap 10 tahunnya. Jika pada tahun 1972 Singapura menghasilkan 1.600 ton sampah padat per hari, maka pada tahun 1982 dan 1992 angka itu melonjak jadi 3.200 ton dan 6.200 ton. Bahkan pada tahun 2001 sampah padat Singapura mencapai 7.676 ton tiap harinya, sejalan dengan aktifitas industrialisasi, urbanisasi, pertumbuhan populasi, dan standar hidup. Namun pada 2009 menurun menjadi 7,2 ton karena kesadaran warga mengurangi jumlah sampah. Sampah Singapura berkomposisi 44,4 persen organik, dan 55,6 berupa sampah padat alias non-organik yang terdiri atas 28,3 persen kertas, 11,8 persen plastik, dan sisanya gelas, logam, dan lain-lain. Tidak semua sampah dibakar di insenerator. Sampah padat dibagi ke dua kelompok besar, yaitu limbah padat umum dan bukan umum. Limbah padat umum adalah limbah yang tidak beracun dan tidak berbahaya, terdiri atas limbah organik, anorganik, lumpur, dan limbah padat hasil olahan. Sementara limbah padat bukan umum adalah kategori untuk limbah yang beracun dan berbahaya. Selanjutnya untuk limbah padat umum, dikelompokkan lagi menjadi sampah yang bisa dibakar di insenerator dan yang tidak bisa dibakar di insenerator. "Kami berhasil membakar sampah hingga mencapai 90 persen," kata Mohammad Ghazali Manajer Operasi Tuas South Incinerator Plant. Dijelaskan Ghazali, Tuas South Incinerator Plant menerapkan 4 strategi dalam pengelolaan sampah yaitu dengan Waste Minimisation (meminimalkan sampah, Recycling (daur ulang), Waste to Energy (sampah menghasilkan listrik) dan Reduce Waste to Landfil (Sampah untuk pengurukan). “Pengolahan sampah dengan Insinerator ini buatan Jerman. Dan kita dipantau langsung melalui ruangan pengendali. Tidak ada orang yang turun kecuali ada mesin rusak,” terangnya. Singapura mempunya empat inserenator. Insenerator pertama mulai beroperasi tahun 1979 di Ulu Pandan dengan kapasitas 1.100 ton/hari. Pada tahun 1986 insenerator di Tuas mulai beroperasi, dengan kapasitas yang lebih besar yaitu 1.700 ton/hari. Kemudian insenerator ketiga Senoko berkapasitas 2.400 ton/hari mulai digunakan pada tahun 1992, dan terakhir insenerator Tuas Selatan dengan kapasitas 3.000 ton beroperasi sejak tahun 2000. Kesemua insenerator yang ada di Singapura menelan biaya yang tidak murah, terutama dalam hal pembiayaan pembangunan. Insenerator Ulu Pandan dibangun dengan biaya 130 juta dolar Singapura, Tuas 200 juta, Senoko 560 juta, dan Tuas Selatan 890 juta dolar. Biar pun mahal, keempat insenerator telah berhasil membakar 2,55 juta ton atau sekitar 91 persen dari total sampah yang dihasilkan Singapura. Dari sampah pula, dihasilkan sekitar 1.158 juta KWh listrik atau sekitar 2-3 persen pasokan listrik Singapura dan 24 ribu ton scrap metal. Menurut Ghazali, kunci awal suksesnya pengolahan sampah ini adalah kesadaran warga dalam memilah sampah. ”Para pemimpin Singapura memandang persoalan sampah hanya akan terselesaikan bila masyarakat ikut ambil bagian dalam program-program kebersihan, itu sebabnya pendidikan tentang kebersihan lewat kampanye publik dan sekolah dilakukan secara gencar,” tuturnya. Program pendidikan lingkungan disosialisasikan melalui berbagai cara, antara lain "talk show", pameran, publikasi di media cetak dan elektronik, brosur, komik, kurikulum sekolah, dan kunjungan ke instalasi pengolahan dan daur ulang sampah. Usaha meningkatkan kesadaran arti penting membuang sampah pada tempatnya sudah dilakukan sejak tahun 1968, namun kesadaran warga Singapura masih tak banyak berubah. Budaya membuang sampah pada tempatnya masih belum menjadi kesadaran umum. Masyarakat Singapura masih cenderung melakukan buang sampah sembarangan ketika berada di luar negeri, seperti misalnya di Indonesia di mana penegakan hukum kebersihan masih lemah. Nah, Mulai tahun 2000 terbentuk kelompok-kelompok masyarakat peduli sampah, yang bertujuan menyegarkan kembali pentingnya menjadikan membuang sampah pada tempatnya menjadi budaya masyarakat Singapura. Kementerian Pendidikan Singapura juga mulai memasukkan pendidikan lingkungan dalam kurikulum sekolah sejak 1998, materi dibuat dalam bentuk video film, buku belajar murid, dan brosur yang menarik. Selain itu Pemerintah Singapura juga tiap tahunnya menggelar kampanye bersih dan hijau selama satu pekan penuh, ini merupakan salah satu upaya mendukung cita-cita menjadikan Singapura yang bersih dan hijau. Inilah yang perlu ditiru masyarakat Surabaya. Selain itu gencar kampanye sadar buang sampah, juga harus konsisten menjalankan ketentuan Perda kebersihan No.4/2000 yang mengatur retribusi dan denda bagi pelanggar. Hukuman denda yang ditentukan dalam Perda juga yang masuk akal. Denda maksimal Rp 2 juta justru tak membuat jera. Warga tidak mampu yang terjaring Perda yustisi akan memilih dipenjara daripada bayar denda sebesar itu. Menurut Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Surabaya Ir Hidayat Syah, sekalipun Pemkot punya dana ratusan miliar dan bahkan triliunan, tanpa disertai kesadaran warga, dana itu tidak berarti untuk menjaga kebersihan. ”Sekarang ini dana untuk mempertahankan kebersihan kota sekitar Rp 5 miliar per tahun. Dana ini akan habis dalam sekejap bila warga masih tetap membuang sampah di sebarang tempat. Jadi kalau warganya sadar, meniru konsep inserenator Singapura bukan hal yang sulit,” ujarnya. (sofyan hadi) |
Ulama Jualan BensinOleh: M. Mas'Ud Adnan.
Muhammadiyah pernah memiliki ketua umum berintegritas moral tinggi.
Namanya AR Fachruddin (kini almarhum). Ulama yang biasa dipanggil Pak AR
ini sangat jujur dan memiliki kepribadian zuhud. Selengkapnya |
Tak Boleh Ada Kekerasan Terhadap KafirBesok: Wisnu, Syiwa, Brahma dan al-Asma’ al-Husna“wa
dzar al-ladzin yulhidun fi asma’ih”. Tuhan menyuruh kita membiarkan
orang-orang yang mengkufuri keberadaan Tuhan (mulhid) bila tak mau
diajak beriman secara baik-baik. ... Selengkapnya |
Maulid dan Khaul,Adakah Dasarnya? Pertanyaan:Kiai
yang terhormat, selama ini kami mengenal peringatan Maulid Nabi
Muhamad saw dan khaul para ulama/masyaikh yang telah wafat. Mengapa
Nabi diperingati kelahirannya, sedangkan ulama diperingati wafatnya?
Apakah peringatan seperti itu punya hujjah (argumentasi) yang kuat dari
Alquran dan Sunnah? Atas jawabannya kami sampaikan... Selengkapnya |
Dakwah, Tak Cukup Kutip Ayat dan HadisJakartaHARIAN BANGSA Dakwah
yang efektif itu dengan memberikan uswatun hasanah. Sebab, dakwah itu
melingkupi banyak hal, bukan saja nilah agama, tapi juga pendidikan,
ekonomi, budaya, politik, dan sebagainya.Demikian dikatakan mantan ketua
Misi... Selengkapnya |
Tidak Jamin Masuk Surga Seorang
pemuda, ahli amal ibadah datang ke seorang Sufi. Sang pemuda dengan
bangganya mengatakan kalau dirinya sudah melakukan amal ibadah wajib,... Selengkapnya |
Kiai Qodir Semua
pasti tahu. dalam hal tawadhu' (sopan santun) pada kiai, orang Madura
lah contohnya, walaupun kadang-kadang kebablasan.Alkisah pada sebuah... Selengkapnya |
sumber : http://www.harianbangsa.com/index.php?option=com_content&view=article&id=2460:singapura-tak-ada-lagi-sampah-&catid=54:ekonomi&Itemid=89
Langganan:
Postingan (Atom)