Senin, 17 September 2012

Mencari Ridho Allah


MENCARI RIDHO ALLOH

1.        Topik            : Perjalanan seorang Hafidzah
2.        Tujuan          : Memperoleh informasi tentang perjalanan hidup seorang wanita muda yang menghafal Al-Qur’an
3.        Narasumber : Rohmatul Ummah
4.        Pelaksanaan :
a.       Hari        : Selasa, 17 Januari 2012
b.      Waktu     : 21.00 WIB
c.       Tempat   : Pondok Pesantren Nurul Abror, Kranggan
5.        Daftar pertanyaan:
1)      Mengapa Anda memilih untuk menghafal Al-Qur’an?
2)      Kapan Anda mulai menghafal?
3)      Persiapan apa yang Anda lakukan sebelum menghafal?
4)      Di mana Anda menghafal Al-Qur’an?
5)      Berapa lama Anda menghafal?
6)      Kesulitan apa yang Anda alami saat menghafal?
7)      Bagaimana Anda mengatasi kesulitan tersebut?
8)      Bagaimana suka duka Anda saat menghafal?
9)      Apa yang menjadi motivasi Anda?
10)  Apa yang Anda rasakan saat menghafal?
11)  Apakah Anda pernah menjumpai keanehan/ keajaiban saat mengafal?
12)  Menurut pandangan Anda adakah perbedaan antara orang yang menghafal dengan orang yang tidak menghafal Al-Qur’an?
13)  Apakah Anda masih ingin melanjutkan prestasi yang dulu pernah Anda raih ketika masih di SMP?
14)  Mengapa Anda tidak ingin melanjutkannya?
15)  Apa yang Anda rasakan ketika selesai menghafal?
16)  Apa yang Anda dapatkan ketika selesai?
17)  Selain menjadi Hafidzah, masihkah Anda punya cita-cita lain?
18)  Tips-tips apa yang bisa Anda bagikan untuk para penghafal Al-Qur’an lainnya?
19)  Untuk sekarang aktifitas apa yang Anda lakukan?


v  Profil Tokoh
Rohmahtul Ummah itulah namanya dan Rohmah adalah nama panggilannya. Dia dilahirkan di Kebumen 12 Februari 1990. Dia tumbuh menjadi wanita yang cerdas. Tumbuh diantara orang-orang ahli agama. Dia adalah seorang anak dari pasangan suami isteri yang hafal Al-Qur’an. Dia mempunyai hobbi membaca. Sejak kecil kecerdasannya sudah terlihat. Mba Rohmah mencari ilmu dibangku sekolah hanya sampai di tingkat SMP. Hal tersebut dikarenakan dia inging mewujudkan cita-citanya untuk menghafal Al-Qur’an. Di SMP dia pernah mengikuti OSN Biologi hingga tingkat Provinsi. Saat UN Mba Rohmah juga ikut sepuluh besar di sekolahnya. Dulu dia bersekolah di SMP N 3 Kebumen.



MENCARI RIDHO ALLOH

Sejak kecil impian Mba Rohmah adalah menjadi seperti kedua orangtuanya. Berjalan di jalan Alloh, yaitu dengan menghafalkan ayat-ayat Al-Qur’an. Dia mengatakan bahwa hal tersebut bukan suatu pilihan karena hal itu merupakan cita-cita, cita-cita merupakan sesuatu yang harus dicapai dan merupakan suatu keharusan.
Rohmahtul Ummah mulai menghafalkan sejak lulus dari bangku SMP. Dia inging mengejar cita-citanya, yaitu menjadi seorang Hafidzah. Sewaktu di bangku SMP, Mba Rohmah mondok di pondok pesantren Jetis.
Sebelum melakukan hafalannya, dia mempersiapkan untuk hafalannya dengan sering membaca Al-Qur’an untuk memudahkannya. Mba Rohmah menghafalkan Al-Qur’an dengan dibimbing oleh kedua orang tuanya. Dai menghafal di rumahnya sendiri yaitu di Pondok Pesantren Nurul Abror, Kranggan. Dia menghafal Al-Qur’an hanya membutuhkan waktu selama 3 tahun saja. Padahal orang yang pernah menghafal di situ membutuhkan waktu selama 7 tahun. Mba Rohmah memang orang yang cerdas.
Saat menghafal Mba Rohmah juga pernah mengalami kesulitan. Kesulitan tersebut yaitu bosan dan jenuh. Cobaanpun terus-menerus datang. Berbagai rintangan dan penghalang meghampirinya. Untuk mengatasi hal-hal tersebut Mba Rohmah harus selalu ingat akan tujuannya yaitu mencari ridho Alloh dan juga ingin membahagiakan kedua orang tuanya. Mba Rohmah mengatakan bahwa ada ayat yang mengatakan bahwa siapa yang menghafal Al-Qur’an, maka di akhirat nanti dia dan kedua orang tuannya akan diberi kemulyaan, kapan si kita akan membahagiakan orang tua? Jasa orang tua tidak dapat terbalaskan oleh apapun. Karena hal itu, dia sangat ingin membahagiakan kedua orang tuanya. Hal tersebut juga yang menjadi motivasi terbesar seorang Mba Rohmah, motivasinya yaitu, mencari Ridho Alloh, membahagiakan orang tua dan merupakan suatu cita.
Saat menghafal halangannya yang paling utama yaitu kebosanan dan kejenuhan. Tetapi, dia meraskan kebahagiaan ketika menghafal yaitu ilmunya semakin bertambah dan lebih mendekatkan dirinya kepada Alloh SWT.
Ketika kecil Ayahnya sangat berharap anak sulungnya tersebut mengikuti langkah kedua orang tuanya yaitu menghafal Al-Qur’an. Sewaktu kecil, saat Mba Rohmah ikut Ayahnya mengajar mengaji para muridnya, tanpa diduga-duga Mba Rohmah mengucapkan lafadz yang telah dibacakan oleh murid Ayahnya. Ketika itu Mba Rohmah baru berusia 3 tahun. Mendengar hal itu Ayahnya pun kagum dan Ayahnya sudah punya bayangan dengan anak sulungnya tersebut.
 Mba Rohmah mengatakan bahwa orang yang menghafal Al-Qur’an punya tanggungjawab yang lebih daripada orang yang tidak menghafal Al-Qur’an. Karena orang yang menghafal harus menjaga ayat-ayat yang sudah dihafalkannya. Jika orang itu lupa akan hafalannya diharuskan untuk mempelajarinya kembali.
Saat masih di SMP, kecerdasan Mba Rohmah juga terlihat, dia mengikuti OSN Biologi hingga tingkat Provinsi dan ketika UN dia juga ikut 10 besar. Namun, Mba Rohmah tidak ingin melanjutkan prestasinya tersebut. Dia lebih ingin belajar lebih dalam dibidang agama. Dia ingin mengaji tafsir dan kitab-kitab yang belum pernah dipelajarinya, namun yang sangat ingin dia capai untuk sekarang ini adalah mengaji tafsir Al-Qur’an.
Setelah selsai menghafal AlQur’an, Mba Rohmah sangat merasakan akan tanggungjawabnya untuk menjaga ayat-ayat suci tersebut. Walaupun telah selesai menghafalkan, Mba Rohmah harus tetap membaca Al-Qur’an, agar dia tidak lupa akan ayat-ayat suci Alloh. Setelah selesai, dia juga merasakan dengan bertambahnya ilmu pada dirinya.
Selain menjadi Hafidzah, Mba Rohmah masih memiliki cita-cita lain, yaitu dia ingin menjadi istri yang solekhah dan dia juga ingin dapat membagikan ilmu yang dia punya kepada orang lain.
Mba rohmah juga memberikan beberapa tips-tips untuk para penghafal Al-Qur’an lainnya, yaitu:
1.      Harus punya tujuan yang kuat;
2.      Harus bisa membagi/ mengatur waktu dan ikhlas hati;
3.      Harus bisa mengatasi kebosanan;
4.      Sabar;
5.      Tekun;
6.      Harus bisa mengatur pikiran;
7.      Istiqomah.
Merintis latihan untuk memanfaatkan ilmunya adalah aktifitasnya kini. Dia juga belajar bermasyarakat. Dia mengadakan acara yasinan remaja. Acara tersebut biasa dilaksanakan setiap malam Minggu. Remaja-remaja yang mengikutinyapun cukup banyak. Selain itu, Mba Rohmah juga mengajar mengaji dua anak laki-laki di rumah anak tersebut. Dia pergi untuk mengajar setelah setelah ashar dan magrib. Itulah aktifitasnya sekarang. Dia mencoba memanfaatkan ilmu yang dia punya kepada orang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar