MENCARI RIDHO ALLOH
1.
Topik
: Perjalanan seorang Hafidzah
2.
Tujuan
: Memperoleh informasi tentang perjalanan hidup seorang wanita muda
yang menghafal Al-Qur’an
3.
Narasumber
: Rohmatul
Ummah
4.
Pelaksanaan
:
a.
Hari : Selasa,
17 Januari 2012
b.
Waktu
: 21.00
WIB
c.
Tempat
: Pondok
Pesantren Nurul Abror, Kranggan
5.
Daftar
pertanyaan:
1)
Mengapa
Anda memilih untuk menghafal Al-Qur’an?
2)
Kapan
Anda mulai menghafal?
3)
Persiapan
apa yang Anda lakukan sebelum menghafal?
4)
Di
mana Anda menghafal Al-Qur’an?
5)
Berapa
lama Anda menghafal?
6)
Kesulitan
apa yang Anda alami saat menghafal?
7)
Bagaimana
Anda mengatasi kesulitan tersebut?
8)
Bagaimana
suka duka Anda saat menghafal?
9)
Apa
yang menjadi motivasi Anda?
10) Apa yang Anda rasakan saat menghafal?
11) Apakah Anda pernah menjumpai keanehan/ keajaiban
saat mengafal?
12) Menurut pandangan Anda adakah perbedaan
antara orang yang menghafal dengan orang yang tidak menghafal Al-Qur’an?
13) Apakah Anda masih ingin melanjutkan
prestasi yang dulu pernah Anda raih ketika masih di SMP?
14) Mengapa Anda tidak ingin melanjutkannya?
15) Apa yang Anda rasakan ketika selesai
menghafal?
16) Apa yang Anda dapatkan ketika selesai?
17) Selain menjadi Hafidzah, masihkah Anda
punya cita-cita lain?
18) Tips-tips apa yang bisa Anda bagikan untuk
para penghafal Al-Qur’an lainnya?
19) Untuk sekarang aktifitas apa yang Anda
lakukan?
v
Profil
Tokoh
Rohmahtul Ummah itulah
namanya dan Rohmah adalah nama panggilannya. Dia dilahirkan di Kebumen 12
Februari 1990. Dia tumbuh menjadi wanita yang cerdas. Tumbuh diantara
orang-orang ahli agama. Dia adalah seorang anak dari pasangan suami isteri yang
hafal Al-Qur’an. Dia mempunyai hobbi membaca. Sejak kecil kecerdasannya sudah
terlihat. Mba Rohmah mencari ilmu dibangku sekolah hanya sampai di tingkat SMP.
Hal tersebut dikarenakan dia inging mewujudkan cita-citanya untuk menghafal
Al-Qur’an. Di SMP dia pernah mengikuti OSN Biologi hingga tingkat Provinsi.
Saat UN Mba Rohmah juga ikut sepuluh besar di sekolahnya. Dulu dia bersekolah
di SMP N 3 Kebumen.
MENCARI RIDHO ALLOH
Sejak kecil impian Mba
Rohmah adalah menjadi seperti kedua orangtuanya. Berjalan di jalan Alloh, yaitu
dengan menghafalkan ayat-ayat Al-Qur’an. Dia mengatakan bahwa hal tersebut
bukan suatu pilihan karena hal itu merupakan cita-cita, cita-cita merupakan
sesuatu yang harus dicapai dan merupakan suatu keharusan.
Rohmahtul Ummah mulai
menghafalkan sejak lulus dari bangku SMP. Dia inging mengejar cita-citanya,
yaitu menjadi seorang Hafidzah. Sewaktu di bangku SMP, Mba Rohmah mondok di
pondok pesantren Jetis.
Sebelum melakukan
hafalannya, dia mempersiapkan untuk hafalannya dengan sering membaca Al-Qur’an
untuk memudahkannya. Mba Rohmah menghafalkan Al-Qur’an dengan dibimbing oleh
kedua orang tuanya. Dai menghafal di rumahnya sendiri yaitu di Pondok Pesantren
Nurul Abror, Kranggan. Dia menghafal Al-Qur’an hanya membutuhkan waktu selama 3
tahun saja. Padahal orang yang pernah menghafal di situ membutuhkan waktu
selama 7 tahun. Mba Rohmah memang orang yang cerdas.
Saat menghafal Mba
Rohmah juga pernah mengalami kesulitan. Kesulitan tersebut yaitu bosan dan
jenuh. Cobaanpun terus-menerus datang. Berbagai rintangan dan penghalang
meghampirinya. Untuk mengatasi hal-hal tersebut Mba Rohmah harus selalu ingat
akan tujuannya yaitu mencari ridho Alloh dan juga ingin membahagiakan kedua
orang tuanya. Mba Rohmah mengatakan bahwa ada ayat yang mengatakan bahwa siapa
yang menghafal Al-Qur’an, maka di akhirat nanti dia dan kedua orang tuannya
akan diberi kemulyaan, kapan si kita akan membahagiakan orang tua? Jasa orang
tua tidak dapat terbalaskan oleh apapun. Karena hal itu, dia sangat ingin
membahagiakan kedua orang tuanya. Hal tersebut juga yang menjadi motivasi
terbesar seorang Mba Rohmah, motivasinya yaitu, mencari Ridho Alloh,
membahagiakan orang tua dan merupakan suatu cita.
Saat menghafal
halangannya yang paling utama yaitu kebosanan dan kejenuhan. Tetapi, dia
meraskan kebahagiaan ketika menghafal yaitu ilmunya semakin bertambah dan lebih
mendekatkan dirinya kepada Alloh SWT.
Ketika kecil Ayahnya
sangat berharap anak sulungnya tersebut mengikuti langkah kedua orang tuanya
yaitu menghafal Al-Qur’an. Sewaktu kecil, saat Mba Rohmah ikut Ayahnya mengajar
mengaji para muridnya, tanpa diduga-duga Mba Rohmah mengucapkan lafadz yang
telah dibacakan oleh murid Ayahnya. Ketika itu Mba Rohmah baru berusia 3 tahun.
Mendengar hal itu Ayahnya pun kagum dan Ayahnya sudah punya bayangan dengan
anak sulungnya tersebut.
Mba Rohmah mengatakan bahwa orang yang
menghafal Al-Qur’an punya tanggungjawab yang lebih daripada orang yang tidak
menghafal Al-Qur’an. Karena orang yang menghafal harus menjaga ayat-ayat yang
sudah dihafalkannya. Jika orang itu lupa akan hafalannya diharuskan untuk
mempelajarinya kembali.
Saat masih di SMP,
kecerdasan Mba Rohmah juga terlihat, dia mengikuti OSN Biologi hingga tingkat
Provinsi dan ketika UN dia juga ikut 10 besar. Namun, Mba Rohmah tidak ingin
melanjutkan prestasinya tersebut. Dia lebih ingin belajar lebih dalam dibidang
agama. Dia ingin mengaji tafsir dan kitab-kitab yang belum pernah
dipelajarinya, namun yang sangat ingin dia capai untuk sekarang ini adalah
mengaji tafsir Al-Qur’an.
Setelah selsai
menghafal AlQur’an, Mba Rohmah sangat merasakan akan tanggungjawabnya untuk
menjaga ayat-ayat suci tersebut. Walaupun telah selesai menghafalkan, Mba
Rohmah harus tetap membaca Al-Qur’an, agar dia tidak lupa akan ayat-ayat suci
Alloh. Setelah selesai, dia juga merasakan dengan bertambahnya ilmu pada
dirinya.
Selain menjadi
Hafidzah, Mba Rohmah masih memiliki cita-cita lain, yaitu dia ingin menjadi
istri yang solekhah dan dia juga ingin dapat membagikan ilmu yang dia punya
kepada orang lain.
Mba rohmah juga
memberikan beberapa tips-tips untuk para penghafal Al-Qur’an lainnya, yaitu:
1.
Harus
punya tujuan yang kuat;
2.
Harus
bisa membagi/ mengatur waktu dan ikhlas hati;
3.
Harus
bisa mengatasi kebosanan;
4.
Sabar;
5.
Tekun;
6.
Harus
bisa mengatur pikiran;
7.
Istiqomah.
Merintis
latihan untuk memanfaatkan ilmunya adalah aktifitasnya kini. Dia juga belajar
bermasyarakat. Dia mengadakan acara yasinan remaja. Acara tersebut biasa
dilaksanakan setiap malam Minggu. Remaja-remaja yang mengikutinyapun cukup
banyak. Selain itu, Mba Rohmah juga mengajar mengaji dua anak laki-laki di
rumah anak tersebut. Dia pergi untuk mengajar setelah setelah ashar dan magrib.
Itulah aktifitasnya sekarang. Dia mencoba memanfaatkan ilmu yang dia punya
kepada orang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar